Translate

Minggu, 10 Februari 2013

Karyaku

Karyaku dalam buku antologi Putrie Ve (Mukhrisotun Khasanah) Antologi pertamaku, salah satu puisiku ada disini.
Telah Terbit!! Judul: Untuk Para Sahabatku --Cirebon : Goresan Pena Publishing, 2012 108 hlm. ; 13 x 19 cm ... Copyright © 2012 by Davas and Friends Penulis : Davas and Friends Editor : Davas Setting dan Layout : Goresan Pena Publishing Desain Sampul : Davas ISBN : 978-927-4598-18-5 Harga Normal : Rp. 31.000 (belum ongkir) Harga untuk Kontributor : Rp. 28.000 (belum ongkir) Untuk pemesanan silakan ketik: UPS_NAMA_ALAMAT_JUMLAH kirim ke 085 221 422 416 *** Tiga tahun perjalanan kita Bersama dalam segala rasa Biarlah kutetap mengingatnya Walau mungkin kita tak bersama Kita telah melewati segalanya Dalam suka dan duka Kita telah berjuang bersama Namun akhir dari segalanya kan tiba... [Cuplikan Puisi “Untuk Para Sahabatku”] My Friends: Asni A.S | Askar Marlindo | Gengtik Gramar K. | Syiwa | Sandi Iswahyudi | Ahmad Fauzi Maulana | Reyhan M. Abdurrohman | Dewi Starlife | Is Susanti | Saidha Asyiffa | Hady Kristian | Hikmatul | Syifa Yulia | Ariny N. H | Titi Haryati Abbas | Yuni Indasari | Umi Sasya | Andalusiana Cordoba | Lulu Ainun Hikmah | Muhammad Rifqi Saifudin | Fuatuttaqwiyah El-Adiba | Munic Talova Bhakti | Bondan Al-Bakasiy | Iisra Darmawati | Marjan Anura | Hesti Sartika | Mawar Rovita Sari | Aldy Istanzia Wiguna | Fatikhatus Dwi Marfuah | Aliyah Mohamad Pahli | Noey Ismii | Sri Ike Dian Puspitasari | Nur Khofifah Bahru | Khaulah Naqiyyah Farhana | Anna Lulus | Lissa Alissa | Navisatul Izzah | Yuphe Himura | NuraRisala Kerinduan | Tiara Nurbaiti | DP Anggi | Yumeina Ryuri | Yanfa An Nury | Ahmad Syair Hidayat | Hamdi Alfansuri | Gemintang Halimatussa’diah | Chie Chera | Zulzilah Art | Putrie Ve | Rahel Simbolon | Rara | Ismii Dindaa | Riyan Pradesyah | Naelil | Hamda Alfansuri | Wahyu Khasyu | Achmad A. Arifin | Atty Malula | Dwi Cahya Ningsih | Zahara Putri | Oni Nurhayati | Anisa Alfi Nur Fadilah | Rini Handayani | Tomy M. Saragih | Andik Chefasa | Al-Haya Haurah | Arini Suastika | Nay Riskara | Arifa Rahma | Ayu Pardede | Dartia Utari | Husein | Mulyoto M | Fath WS | Rara Siah | Nira Kunea | Cantika Diptra | Antologi ke 2ku
Salah satu puisiku ada disini. Judul : Saksi Bisu Cinta Penulis : Marjan Anura Penerbit : deKa Publishing ISBN 978-602-17198-8-6 Tebal : xv+258 hlm.; 14 x 20,7 cm Harga : Rp. 46.000,- (belum termasuk ongkir) Harga kontributor 100 puisi titipan : Rp. 42.000,- (belum termasuk ongkir) Saksi Bisu Cinta -100 puisi ungkapan hati & titipan dari kawan- Cinta menyimpan seribu misteri. Cinta memang kadang tak dapat diungkap secara lisan. Baik itu cinta kepada Tuhan, orang tua, sahabat, kekasih dan orang-orang di sekitar kita. Cinta hanya bisa diungkap dalam sebuah goresan pena. Dirangkai dengan diksi yang indah menjadi sebuah puisi sebagai saksi bisu cinta dalam kehidupan. Antologi puisi ini berisi 100 puisi ungkapan hati dan sebagai pelengkap isi dari buku ini. Marjan Anura menambahkan 100 puisi titipan dari beberapa penyair sebagai titipan dari kawan. Setiap penyair masing-masing mengungkapkan secara beragam dan berwarna. Ada yang berbicara tentang cinta, agama, politik, sosial dan kehidupan di sekitar kita. Semoga antologi puisi ini turut serta mewarnai dunia kepenyairan di Indonesia dan dapat memahami arti cinta yang sebenarnya. *** [CARA PEMESANAN] Ketik SMS : # Puisi SBC # Nama penerima : Alamat lengkap : Kodepos : Jumlah : No. HP : Kirim ke 083879804181 atau inbox DeKa Publisher atau invite pin BB 31577AE8 :) Kami akan mengirimkan total yang harus dibayar serta pemberitahuan nomor rekening. Walaupun masih kuliah tapi aku ingin MANDIRI. dan memiliki tabungan Mandiri untuk masa depanku nanati.

Bukan Maksudku Durhaka Pada Ibu

Bulan Juni kali ini adalah bulan yang menggembirakan bagi Laela. Bagaimana tidak, dia lulus dengan nilai yang membanggakan dan dinobatkan sebagai peringkat pertama di sekolahnya. Diapun telah diterima di sebuah universitas untuk jurusan D3 Kebidanan sesuai dengan keinginan ibunya. Lalu Ibunya yang bekerja sebagai BMI di Hongkong pulang setelah delapan tahun lamanya bermukim disana. Selama delapan tahun tak ada yang berubah dari Ibunya, sebaliknya Ibunya melihat Laela mengalami banyak perubahan. Tentu saja banyak perubahan, dulu waktu Ibunya berangkat Laela masih berusia 9 tahun dan masih duduk dibangku SD, sekarang dia sudah lulus SMA dan memiliki seorang pacar. Walaupun Laela baru tamat SMA tapi, pacarnya itu sudah kuliah semester atas.
Melihat putrinya yang telah tumbuh menjadi gadis dan seseorang didekatnya membuat ibunya khawatir. Ibunya khawatir dengan pergaulan anaknya tidak terkontrol. Dirinya menyadari selama delapan tahun ini tidak pernah ada didekatnya dan memperhatikannya. Memang Laela lebih dekat dengan ayahnya ketimbang ibunya. Ibunya punya waktu sebulan dirumah sebelum akhirnya kembali berangkat ke Hongkong, dia tak ingin menyia-nyiakan kesempatan itu untuk memperhatikan putri bungsunya. Karena yang selama ini yang memberikan dan selalu mencurahkan perhatiannya adalah kakak dan ayahnya. Suatu ketika dia melihat putrinya begitu dekat dengan pacarnya. Dia khawatir terjadi sesuatu yang tidak diinginkan dan ketika putrinya pulang diantar sang pacar, ibunya meminta pacarnya untuk segera menikahi putrinya. Ibunya tidak ingin ketika berada di Hongkong ada berita yang tak enak untuk didengar dari putrinya. Juga ingin melihat putri bungsunya itu menikah. Karena dia tak tahu berapa lama dia akan bermukim disana, mungkin delapan tahun atau mungkin lebih dari itu. Jika delapan tahun maka dia akan pulang ketika Laela berusia 25 tahun. Di malam yang dingin, keluarga Farhan dengan membawa serta rombongan datang kerumah untuk melamar Laela. Tentu saja keluarga Laela tak menolak sama sekali. Tapi lain dengan Laela yang takut jika tidak bisa menjadi istri yang baik untuk mas Farhan, karena umurnya yang masih relatif muda. Juga tanggung jawabnya sebagai mahasiswa. Tapi apa daya Laela, dia hanya tak ingin Ibunya terus-terusan khawatir memikirkannya. Dia ingin berbakti pada ibunya, ibu yang selama delapan tahun sangat dirinduinya. Lalu diputuskan dua minggu lagi mereka menikah. Jadi masih ada waktu seminggu setelah pernikahan sebelum keberangkatan ibunya. Akhirnya pernikahan indah itu tiba juga. Laela resmi menjadi istri Farhan Naufal. Sebenarnya Farhan ingin memboyong istrinya pulang kerumah orang tuanya, tapi ibu mertuanya atau ibunya Laela meminta waktu seminggu setelah pernikahannya untuk tinggal di rumah. Sebelum akhirnya dia berangkat ke Hongkong, dia menasehati putrinya terlebih dulu. ‘’Ingatlah “Seorang wanita yang sholat lima waktu, menjaga kehormatan, dan mentaati suaminya, dibolehkan masuk surga dari pintu manapun yang ia inginkan (HR. Abu Hurairah).”, taatilah suamimu selama dia menjaga shalatnya”. Itulah pesan terakhir yang diucapkan ibunya sebelum berangkat ke Hongkong. Walaupun kini Laela sudah menikah, tapi Laela tidak tinggal serumah dengan suaminya. Karena dia kuliahnya diluar kota, jadi dia kos dan pulangnya seminggu sekali, itupun hari sabtu sore dan berangkat minggu sore. Meski jarang bertemu tapi akhir semester 1 Laela positif hamil. Mendengar berita bahagia ini membuat keluarganya bahagia tak terkecuali Ibunya yang di Hongkong. Tapi ibunya juga kecewa dengan Laela yang memutuskan untuk berhenti kuliah. Sebenarnya Farhan yang meminta Laela berhenti kuliah, dengan alasan kandungan Laela yang lemah dan takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan jika bolak-balik keluar kota. Karena Laela juga tidak diperbolehkan mengerjakan pekerjaan yang berat. Kini Farhan telah wisuda dan telah diterima sebagai PNS. Ibunya menelpon dari Hongkong, “Assalamu’alaikum Ela, Ibu dengar kamu berhenti kuliah?” Tanya ibunya. “Kandungan Ela lemah bu, jadi Ela putuskan untuk berhenti kuliah” jawab Ela “Kenapa harus berhenti kuliah, kamu kan bisa ambil cuti!” bentak Ibunya. “Maafin Ela Bu, Ela nglakuin ini demi mas Farhan, Ela ingin berbakti sama mas Farhan” Ela minta maaf dengan nada memelas. “Lalu dimana baktimu sama Ibu, ingat Ibu yang udah bayarin kuliah kamu bukan Farhan, sekarang ibu minta batalkan keputusanmu berhenti kuliah, kamu ambil cuti saja, Ibu masih sanggup kuliahin kamu”. “Maaf Bu, Ela nggak bisa, kalau Ela belum nikah… Tutt” (obrolan terputus) “Kenapa dimatikan ce bu telponnya, Ela ingin menjelaskan sama Ibu kalau saja Ela belum menikah tentu Ela mau nurutin semua kata-kata ibu, termasuk kuliah kebidanan yang sebenarnya Ela tidak begitu menyukainya. Tapi sekarang Ela sudah menikah. Bukankah ibu yang meminta Ela untuk patuh sama suami, patuh sama mas Farhan. Ela nggak mau ngrepotin ibu, Ela ingin ibu pulang” batin Ela dalam hati. Tak terasa air matanya menetes membasahi kedua pipinya yang lesung pipit. Ela merasa berdosa kepada Ibunya, tapi dia akan merasa lebih berdosa jika tidak menuruti perintah suaminya. Karena Ela punya cita-cita menjadi istri yang shalehah. Walaupun dia tidaklah semulia Khadijah, tidaklah setaqwa Aisyah, tidaklah setabah Fatimah, bukan pula sekaya Balqis, apalagi secantik Zulaikaha. Dia hanyalah wanita akhir zaman. Dalam do’a pengharapannya dia memohon, “Ya Allah.. ampunilah hambamu yang berdosa ini, bukan maksudku durhaka pada ibu. Aku hanya ingin menjadi istri shalehah. Ya Allah.. bukalah pintu hati ibu hamba agar mau memaafkan hamba, hamba sangat menyayangi beliau, dan hamba mau melakukan apapun yang beliau minta asalkan tidak bertentangan dengan perintah suami hamba dan suami hamba meridhainya, aminnn” Ela berdo’a sambil meneteskan air mata. Seminggu setelah menelpon Ela, ibunya sakit selama dua minggu lalu dipulangkan ke tanah air. Tentu saja Ela senang dengan kehadiran ibu, tapi dia sedih dengan kondisi ibu. Ela minta maaf pada ibunya secara langsung yang ditemani suami dan ayahnya. Ibunya menangis dan menyadari kesalahannya selama ini yang pergi ke Hongkong tanpa restu suaminya. “Iya sayang, ibu maafkan karena sebenarnya kamu nggak salah, ibu yang salah jika melarangmu berbakti pada suami. Ayah, maafkan ibu Yah, ibu nggak patuh sama ayah untuk tidak pergi ke Hongkong. (Ayah memotong bicara ibunya)” “Sudahlah bu, yang sudah berlalu biarlah, Ayah sudah memaafkan ibu yang penting ibu sudah sadar dengan kesalahan ibu selama ini.” Ayah senang dan lega. Ibu kini tersadar akan kewajibannya sebagai istri dan arti penting sebuah keluarga. Karena baru dua minggu sakit di Hongkong ibunya langsung dipulangkan ke tanah air. Di tanah air ini suami dan anak-anaknya merawat dengan tulus. Mereka sangat menyayangi dan mengasihi ibunya walau ibunya kini terbaring lemah ditempat tidur. Ibu teringat potongan syair lagu yang popular bersama sinetron Keluarga Cemara. Harta yang paling berharga adalah keluarga Mutiara yang paling indah adalah keluarga Puisi paling bermakna adalah keluarga Ternyata keluarga bukan hanya satuan terkecil dalam sebuah masyarakat, tapi keluarga juga menjadi ajang pertumbuhan tunas-tunas bangsa. Karena didalam keluargalah anak-anak mengalami dinamika kehidupan manusia dengan aneka ragam problema dan corak emosi yang dikeluarkannya. Sejumlah peristiwa penting dalam sebuah keluarga entah itu menyenangkan atau menyedihkan sangat susah terhapus dari memori seorang anak. Dengan begitu kita semua membawa pengalaman masa kecil ketika beranjak remaja dan kemudian menjadi dewasa. Tak terkecuali Laela dan kakaknya. Tapi Ibunya bangga karena kini keduanya tumbuh menjadi pribadi yang kuat dan tangguh. Juga teguh memegang prinsip sesuai syariat / tuntunan agama. Ibunya sedih dan menyesal jika teringat waktu akan berangkat ke Hongkong diantar tangisan kedua anaknya yang membuat hatinya pilu. Oleh : Putrie Ve