Translate

Kamis, 14 Juni 2012

penelitian tindakan kelas

PENINGKATAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS SURAT DENGAN METODE KUANTUM PADA SISWA KELAS V111 SMPN 1 BULUSPESANTREN TAHUN AJARAN 2015/2016 Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Yang diampu oleh Bapak Aris Hidayat, S.Pd Disusun Oleh : Mukhrisotun Khasanah (102160627) PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA JAWA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO 2012 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa jawa disekolah diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi dengan bahasa jawa yang dipelajari secara lisan maupun tertulis. Ada empat keterampilan berbahasa yang perlu diperhatikan. Keempat keterampilan tersebut adalah keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Setiap keterampilan mempunyai hubungan yang sangat erat. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan suatu kesatuan. Setiap keterampilan itu erat sekali berhubungan dengan tiga keterampilan lainnya dengan cara yang beraneka ragam. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa, biasanya melalui suatu hubungangan urutan yang teratur. Mula-mula pada masa kecil anak belajar menyimak bahasa kemudian berbicara. Setelah itu anak belajar membaca dan menulis. Setiap keterampilan itu erat pula berhubungan dengan proses-proses yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak latihan. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih keterampilan berpikir. Menulis sebagai salah satu keterampilan berbahasa perlu mendapat perhatian yang serius dalam pembelajaran disekolah, pembelajaran menulis tidak lepas dari keterampilan menyimak dan membaca, namun dalam hal ini penulis menekankan pada pembelajaran menulis. Pembelajaran kemampuan menulis memiliki kedudukan yang utama dalam pendidikan. Oleh sebab itu, upaya untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa sangat diperlukan dan harus dikuasai siswa. Kemampuan menulis seharusnya sudah diterapkan sejak siswa duduk dibangku Sekolah Dasar, hal ini dapat dijadikan sebagai pondasi bagi siswa dalam menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi seperti SMP maupun SMA bahkan hingga PT. Pembelajran menulis diarahkan kepada siswa untuk mampu memahami dan dapat mengkomunikasikan ide atau pesan dalam bentuk tulisan. Kemampuan menulis seseorang merupakan gambaran dari penguasaan bahasa yang digunakan. Kepandaian menulis menunjukan kepandaian seseorang, karena aktivitas menulis atau mengarang merupakan aktivitas yang menggabungkan tiga keterampilan berbahasa yang lain yaitu: menyimak, berbicara, dan membaca untuk dijadikan ide dan dituangkan kedalam tulisan. Menurut Sayyidina Ali Bin Abi Thalib, tulisan adalah terjemahan niat. Tulisan adalah lisan tangan. Tulisan seseorang itu lebih fasih dari ucapannya. Penamu lebih fasih berbicara tentang dirimu. Tulisan seseorang adalah tanda keberadaan akalnya dan bukti kemuliaannya. Karena tulisan seseorang adalah ukuran kemuliaannya. Dan akal orang mulia terletak pada ujung penanya. Penulis melakukan penelitian dengan materi menulis surat dengan alasan menulis surat merupakan salah satu mata pelajaran yang ada dalam kurikulum muatan local bahasa jawa yang ada di SMP/MTs. Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi yang menciptakan telepon genggam (HP) membuat siswa enggan/malam menulis surat. Sebenarnya mata pelajaran menulis surat ini diberikan untuk siswa kelas V111 semester dua dengan standar kompetensi menulis yaitu: mampu menulis surat. Sedangkan kompetensi dasar yaitu: menulis surat pribadi. Berdasarkan observasi dan wawancara pada siswa kelas V111 SMP Negeri 1 Buluspesantren, mereka umumnya memilih menulis surat untuk orang tua sebagai hal yang dianggap sulit diantara menulis lainnya. Karena mereka terbiasa komunikasi dengan orang tua menggunakan bahasa lisan. Mereka belum bisa memahami dengan baik tentang surat. Sehingga mereka merasa kesulitan setiap kali menulis surat, Tidak hanya itu saja, keterbatasan kosakata bahasa jawa yang mereka miliki juga merupakan salah satu kendala dalam menulis surat. Kurangnya waktu untuk berlatih menulis surat juga menjadi salah satu kendala bagi siswa dalam menulis surat. Penelitian tindakan kelas (PTK) di SMP Negeri 1 Buluspesantren dipilih kelas V111. Pemilihan kelas tersebut dikarenakan pada saat observasi awal didapatkan beberapa kekurangan dalam pembelajaran bahasa jawa, antara lain: rata-rata nilai Ulangan Tengah Semester (UTS) 11 belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran bahasa jawa yaitu68, rata-rata nilai yang diperoleh 65. Rendahnya motivasi dan minat belajar siswa kelas V111 SMP Negeri 1 Buluspesantren pada mata pelajaran bahasa jawa mereka cenderung menyepelekan pelajaran bahasa jawa. Serta siswa kelas V111 SMP Negeri 1 Buluspesantren tergolong lamban menerima pelajaran dibanding kelas lain. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa yaitu dalam hal menulis surat perlu adanya suatu model pembelajaran yang digunakan oleh guru. Peningkatan pembelajaran menulis surat dalam penelitan ini diterapkan dengan menggunakan metode kuantum. Metode kuantum merupakan suatu metode yang dapat membantu siswa mempercepat dan mengoptimalkan hasil belajar siswa dengan cara membangun komunikasi yang mampu membangkitkan semangat belajar siswa dengan memanfaatkan keterampilan berbahasa, menggunakan berbagai media yang tepat dan member keleluasan siswa untuk memilih atau menggunakan gaya belajar serta melakukan kegiatan menulis yang berulang-ulang sebagai proses belajar yang menyenangkan. Alas an peneliti menggunakan metode kuantum karena metode ini mempunyai beberapa keunggulan antara lain: metode kuantum dapat mewujudkan belajar yang demokratis, menerik, dan menyenangkan. Metode kuantum memberikan keleluasan kepada siswa untuk memilih gaya belajar yang sesuai dengan kebiasaan yang digemari siswa. Metode kuantum dapat menciptakan proses belajar dengan hasil yang maksimal. Metode kuantum menghasilkan proses belajar yang menyenangkan bagi siswa dan guru. Serta dengan menggunakan metode kuantum diharapkan siswa dapat menyelesaikan tugas yang mendekati sempurna dalam waktu yang cepat. Dari berbagai keunggulan diatas, dapat ditari kesimpulan bahwa dengan menggunakan metode kuantum diharapkan dapat memberikan motivasi belajar yang tinggi bagi siswa. Sehingga siswa dapat menyelesaikan tugas dalam waktu yang singkat dan memperoleh nilai yang maksimal. Serta dalam proses pembelajaran dapat tercipta suasana yang menyenangkan. Jadi, siswa tidak merasa jenuh atau bosan, tidak menyepelekan lagi pelajaran bahasa jawa, dan lebih tertarik mengikuti pelajaran bahasa jawa. Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti menganggap perlu untuk melakukan penelitian menulis surat. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan tercipta suasana belajar kondusif yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini diberi judul ” peningkatan pembelajaran keterampilan menulis surat dengan metode kuantum pada siswa kelas v111 smpn 1 buluspesantren tahun ajaran 2015/2016 B. Identifikasi Masalah Adanya permasalahan dalam pembelajaran menulis surat yaitu kurangnya minat dan motivasi siswa dalam keterampilan menulis surat, kurang efektifnya peran siswa dalam pembelajaran di kelas, kurang tersedianya sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan pembelajaran bahasa jawa. Selain itu metode pengajaran yang dilakukan oleh guru masih monoton yaitu dengan metode ceramah dan pemodelan yang menyebabkan siswa menjadi pasif dan kurang tertarik dengan pembelajaran menulis surat. Apalagi selama ini pembelajaran hanya menekankan hasil akhir bukan pada prosesnya. C. Batasan Masalah Penelitian ini dibatasi pada penerapan metode kuantum untuk meningkatkan motivasi, aktivitas, dan hasil belajar siswa. Alas an menggunakan metode kuantum ini adalah karena penulis beranggapan bahwa metode ini yang paling efektif dalam kegiatan pembelajaran. Metode ini dapat membantu siswa mempercepat dan mengoptimalkan belajar siswa. Sesuai dengan indicator-indikator pencapaian menulis dalam situasi yang menyenangkan. Sehingga siswa dapat memperoleh hasil yang sempurna dalam pembelajarannya. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas V111 G SMP Negeri 1 Buluspesantren. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, rumusan penelitian ini yaitu: a) Bagaimanakah langkah-langkah pembelajaran dengan metode kuantum sebagai upaya peningkatan kemampuan menulis surat untuk orang tua pada siswa kelas V111 G. SMP Negeri 1 Buluspesantren. b) Bagaimanakah pengaruh dengan metode kuantum terhadap motivasi belajar siswa dalam menulis surat untuk orang tua pada siswa kelas V111 G. SMP Negeri 1 Buluspesantren. c) Bagaimanakah peningkatan hasil belajar menulis surat untuk orang tua pada siswa kelas V111 G. SMP Negeri 1 Buluspesantren. E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah: a) Mengetahui langkah-langkah pembelajaran dengan metode kuantum sebagai upaya peningkatan kemampuan menulis surat untuk orang tua pada siswa kelas V111 G. SMP Negeri 1 Buluspesantren. b) Mengetahui pengaruh dengan metode kuantum terhadap motivasi belajar siswa dalam menulis surat untuk orang tua pada siswa kelas V111 G. SMP Negeri 1 Buluspesantren. c) Mengetahui peningkatan hasil belajar menulis surat untuk orang tua pada siswa kelas V111 G. SMP Negeri 1 Buluspesantren. F. Manfaat Penelitian Dalam menyusun skripsi ini, penulis berharap hasil penelitian bermanfaat, baik secara teoritis maupun secara praktis. 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis metode kuantum dapat dijadikan sebagai metode pembelajaran menulis surat pribadi. 2. Manfaat Praktis Secara praktis dari pelaksanaan penelitian ini adalah: a) Bagi siswa, dapat meningkatkan kemampuan menulis surat pribadi dengan menggunakan metode kuantum. b) Bagi guru, metode kuantum dapat dijadikan salah satu metode dalam pembelajaran menulis surat pribadi. c) Bagi peneliti berikutnya dapat menggunakan metode kuantum dengan variable yang lebih lengkap. BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA, KAJIAN TEORITIS, DAN KERANGKA BERPIKIR A. Tinjauan Pustaka Keterampilan menulis yang dimiliki siswa pada umumnya masih rendah sampai saat ini.untuk itu dibutuhkan suatu metode yang dapat membangkitkan kreativitas dan motivasi siswa untuk menulis. Salah satu metode yang dirasaa mampu membuat kreativitas dan motivasi siswa untuk menulis lebih meningkat adalah dengan metode quantum. Metode ini telah digunakan oleh beberapa peneliti sebelumnya dan terbukti sangat efektif untuk membantu siswa dalam hal tulis menulis. Dibawah ini disajikan hasil penelitian yang menggunakan metode kuantum yang dilakukan oleh Nurul Faridah (2008) dan Indah Dwi Rahayu (2010). Nurul Faridah (2008) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa penerapan metode quantum teaching dapat membantu meningkatkan kemampuan menulis paragraph pada siswa kelas X SMA Kartanegara Malang. Kemampuan siswa dalam menulis paragraph semakin meningkat baik dari segi pilihan kata, ejaan, dan tanda baca serta kesesuaian isi dengan topik. Prosentase yang diperoleh sebelum tindakan 68.76%, siklus 1 dengan prosentase76.23%, dan siklus 11 dengan prosentase 83.23%. Indah Dwi Rahayu (2010) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa hasil yang diperoleh dari penelitiannya menunjukan bahwa metode Quantum Learning dengan bahan dan sumber pembelajaran lingkungan dapat meningkatkan kemampuan mengarang siswa yaitu pada aspek menulis. Peningkatan kemampuan mengarang terlihat pada skor rata-rata pra tindakan dengan59,18%, pada siklus 1 65,13%, dan pada siklus 11 81,51%. Berdasarkan penelitian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan metode quantum learning dapat meningkatkan kegiatan pembelajaran mengarang siswa kelas V SDN Jugo 05 Kecamatan Kesamben Kabupaten Blitar. Terutama dapat membantu mengekspresikan imajinasi, ide, dan buah pikiran dalam bahasa tulisan atau disebut juga mengarang. Maka dari itu hendaknya guru lebih sering menggunakan metode dan media pembelajaran yang dapat merangsang siswa untuk aktif dalam mengikuti pembelajaran. Dari kedua penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan metode quantum teaching dan metode quantum learning yang dilakukan oleh kedua peneliti tersebut mengalami peningkatan. Oleh karena itu disini penulis juga memilih dan menggunakan metode kuantum. Metode kuantum ini merupakan kolaborasi dari metode quantum learning dan quantum teaching sehingga diharapkan dapat meningkatkan pembelajaran dan keterampilan menulis. B. Kajian Teoritis Berikut ini akan dijelaskan tentang (1) Menulis, (2) Surat, dan (3) Metode kuantum. Pada aspek menulis akan dijabarkan tentang pengertian menulis, tujuan menulis, dan ragam tulisan. Sedangkan pada aspek surat akan dijabarkan jenis-jenis surat, fungsi surat, dan bagian-bagian dalam surat pribadi. Pada aspek metode kuantum akan dijabarkan tentang metode kuantum, tujuan metode kuantum, manfaat metode kuantum, cirri-ciri metode kuantum, dan macam-macam gaya belajar kuantum. 1. Menulis a) Pengertian Menulis Menurut Tarigan(1994:3-4) menulis adalah suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis ini seorang penulis harus terampil memanfaatkan grafologi, stuktur bahasa dan kosakata. Menulis juga merupakan suatu proses perkembangan. Menulis menurut pengalaman, waktu, kesempatan, latihan, keterampilan-keterampilan khusus dan pengajaran langsung. Menuntut gagasan-gagasan yang tersusun secara logis, diekspresikan dengan jelas dan ditata secara menarik. Selanjutnya menurut penelitian yang terperinci, observasi yang seksama, pembedaan yang tepat dalam pemilihan judul, bentuk dan gaya (Tarigan, 1994:8).   BAB 111 METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V111 SMP Negeri 1 Buluspesantren, Dengan jumlah siswa sebanyak 37 siswa. Penelitian ini memilih kelas V111 G dengan alas an berdasarkan kegiatan pembelajaran sehari-hari kelas ini termasuk kelas yang masih rendah prestasinya, dan kurang termotivasi dalam belajar. Keadaan kelas sering pasif sebab strategi pembelajran yang dilakukan oleh guru masih berjalan satu arah atau belum ada timbale balik dari siswa, sehingga dalam proses pembelajarannya siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru saja. Kemampuan menulis surat pribadi siswa kelas V111 yang hasilnya belum memuaskan karena sebagian siswa belum memahami dan mengenal bentuk surat yang baik. B. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah pembelajsrsn menulis surat dan motivasi belajar siswa. Kemampuan menulis surat meliputi surat pribadi pada siswa kelas V111 SMP Negeri Buluspesantren yang diterapkan dengan metode kuantum. Peningkatan kemampuan menulis surat berupa hasil pre test, post test 1, dan post test 11. Motivasi belajar siswa berupa observasi guru dan siswa serta angket refleksi sikap siswa. C. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). PTK dapat disebut juga penelitian kaji tindak. Stenhouse (dalam Ismawati, 2011:48) mendefinisikan PTK sebagai suatu istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan aktivitas dalam pengembangan kurikulum, pengembangan profesi, program-program pengembangan sekolah, dan perencanaan system serta pengembangan kebijakan. Kemmis (dalam Wiriaatmadja, 2010:12) menjelaskan bahwa penelitian tindakan adalah sebuah bentuk inkuiri reflektif yang dilaksanakan secara kemitraan mengenai situasi social tertentu untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari kegiatan praktek sosial atau penelitian mereka, pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktek pendidikan ini dan situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek ini. Selain itu Kurt Lewin (dalam Susilo, 2008:2) mendefinisikan penelitian tindakan sebagai suatu proses pengembangan daya pikir reflektif, diskusi dan pengambilan keputusan sekaligus tindakan yang dilakukan oleh sekelompok orang biasa yang berpartisipasi dalam penelitian bersama mengenai “kesulitan pribadi” yang sama-sama mereka alami. Siklus PTK dalam penelitian ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Kemmis dan MC. Taggart (dalam Susilo,2008:2), adapun model PTK dimaksud menggambarkan adanya 4 langkah (dalam pengulangannya), yang disajikan dalam bagan berikut ini. Siklus 1 Siklus 11 Gambar 1: Alur pelaksanaan tindakan kelas Kemmis dan MC. Taggart (dalam Susilo, 2008:2). Model penelitian diatas mencangkup 4 langkah yaitu: 1) Perencanaan (planning) Yaitu sebelum melakukan penelitian, peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan, dan membuat rencana tindakan, termasuk didalamnya instrument penelitian dan perangkat pembelajaran. 2) Tindakan (acting) Yaitu tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya meningkatkan kemampuan menulis surat dengan metode kuantum. Tahapan ini berlangsung dikelas. 3) Pengamatan (observing) Kegiatan observasi dilaakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. 4) Refleksi (reflecting) Merupakan tahapan untuk memproses data / masukan yang diperoleh pada saat melakukan pengamatan. Pelaksanaan prosedur penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah sebagai berikut: Siklus 1 1. Perencanaan Pada tahapan ini dilakukan berbagai persiapan dan perencanaan meliputi sebagai berikut: a) Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) b) Mempersiapkan soal post test untuk akhir siklus dan soal evaluasi. c) Menyiapkan lembar pengamatan atau observasi. d) Menyiapkan lembar kuesioner atau angket. e) Menyiapkan media pembelajaran berupa power pointmateri surat, foto copy materi, dan contoh surat yang akan dibagikan kepada siswa. f) Menyusun kelompok belajar siswa. g) Mempersiapkan scenario langkah-langkah pembelajaran dengan metode kuantum. 2. Pelaksanaan Tindakan Kegiatan pelaksanaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Kegiatan Awal Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Guru memberikan apersepsi Siswa memperhatikan apersepsi dari guru b) Kegiatan Inti Kegiatan Guru Kegiatan Siswa 1) Guru menjelaskan secara singkat mengenai materi pelajaran berupa materi menulis surat 2) Guru mengelompokkan siswa menjadi 4-5 siswa 3) Guru membagikan soal berupa perintah untuk menulis surat pribadi dengan penerima bebas 4) Guru mengarahkan dan membimbing setiap kelompok untuk melakukan diskusi 5) Guru memantau dan memberi bimbingan secara langsung kepada kelompok yang mengalami kesulitan 6) Guru memberikan dorongan kepada siswa untuk bertanya Siswa memperhatikan penjelasan guru dan mencatat hal-hal yang penting Siswa berkelompok sesuai petunjuk guru Setiap kelompok menerima soal yang diberikan oleh guru Setiap kelompok melakukan diskusi dan menulis surat Siswa bertanya bila kesulitan dan meminta penjelasan dari guru Siswa mengajukan pertanyaan c) Kegiatan Penutup Tindakan Guru Tindakan Siswa 1) Guru mengevaluasi siswa dengan memberi pertanyaan 2) Guru member penguatan dengan memberi penjelasan dan kesimpulan 3) Guru melakukan refleksi tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan Siswa menjawab pertanyaan dari guru Siswa memperhatikan penjelasan dari guru dan mencatat hal-hal yang penting Siswa memperhatikan penjelasan guru sehingga tidak terjadi kesalahan yang sama pada tindakan selanjutnya 3. Pengamatan a) Mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi pada saat pembelajaran dengan penerapan metode kuantum b) Peneliti mengisi lembar observasi aktivitas pembelajaran siswa dan guru c) Melakukan diskusi dengan siswa untuk membahas masalah yang dihadapi saat pembelajaran 4. Refleksi a) Melakukan diskusi dengan guru untuk membahas kekurangan pembelajaran dengan metode kuantum pada siklus 1 hasil pengamatan, mengolah data dan memakainya untuk keberhasilan dan pencapaian tujuan dari pelaksanaan penelitian b) Menganalisis temuan pada saat melakukan observasi c) Melakukan refleksi terhadap aktivitas belajar d) Melakukan refleksi terhadap hasil belajar siswa sebelum dan sesudah tindakan untuk ditindak lanjuti Pada tahap ini peneliti melihat hasil peneliti melihat hasil perencanaan, tindakan dan pengamatan . apakah ada perubahan dan mengupayakan untuk memecahkan kesulitan-kesulitan atau permasalahan yang terjadi waktu pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Pada siklus 1 diperkirakan banyak kekurangan dan mungkin belum berhasil karena siswa dan guru belum menguasai sepenuhnya materi tersebut. Kekurangan dan belum berhasilnya proses pembelajaran tersebut dapat dievaluasi pada silkus 11, agar proses belajar berhasil mencapai tujuan yakni meningkatkan kemampuan menulis surat dengan metode kuantum. Siklus 11 1. Perencanaan Pada tahap ini dilakukan berbagai persiapan dan perencanaan yang meliputi sebagai berikut: a) Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) b) Mempersiapkan soal post test untuk akhir siklus 11 c) Menyiapkan media pembelajaran berupa power pointmateri surat, foto copy materi, dan contoh surat yang akan dibagikan kepada siswa. d) Mempersiapkan scenario pembelajaran 2. Pelaksanaan a) Kegiatan awal Kegiatan Guru Kegiatan Siswa 1) Guru memberikan apersepsi 2) Guru mengkondisikan siswa siap menerima pelajaran 3) Guru mengkondisikan siswa untuk mengelompok seperti pada siklus 1, tetapi disini siswa dikelompokkan menjadi 2-3 siswa Siswa memperhatikan penjelasan guru Siswa mempersiapkan diri menerima pelajaran Siswa mengelompokkan diri pada kelompoknya b) Kegiatan Inti Kegiatan Guru Kegiatan Siswa 1) Guru menjelaskan secara singkat mengenai materi pelajaran 2) Guru memberikan latihan pada setiap kelompok untuk menulis surat dengan penerima yang sama 3) Guru mengarahkan setiap kelompok untuk berdiskusi dan menulis wacana argumentasi sesuai dengan langkah-langkah yang telah dijelaskan 4) Guru memantau dan memberikan bimbingan secara langsung kepada kelompok yang mengalami kesulitan 5) Guru membimbing setiap kelompok untuk melakukan diskusi 6) Guru mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan 7) Guru mengevaluasi siswa dalam menulis surat Siswa memperhatikan dan mencatat hal-hal yang penting dari penjelasan guru Setiap kelompok menulis surat dengan penerima yang sama Setiap kelompok mengerjakan sesuai petunjuk dari guru Siswa bertanya apabila mengalami kesulitan dan meminta penjelasan guru Setiap ke;ompok melakukan diskusi dan menulis surat Siswa mengajukan pertanyaan mengenai hal-hal yang kurang dimengerti Setiap siswa menulis surat c) Kegiatan Penutup Kegiatan Guru Kegiatan Siswa 1) Guru memberikan penguatan dan memberikan penjelasan dan bersama siswa membuat kesimpulan 2) Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan Memperhatikan penjelasan guru dan bersama guru membuat kesimpulan Siswa memperhatikan penjelasan guru sehingga tidak terjadi kesalahan yang sama pada tindakan selanjutnya 3. Pengamatan a) Mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi pada saat pembelajaran dengan penerapan metode kuantum b) Peneliti mengisi lembar observasi aktivitas belajar siswa dan aktivitas guru c) Melakukan diskusi dengan siswa untuk membahas masalah yang dihadapi pada saat pembelajaran 4. Refleksi a) Melakukan refleksi terhadap aktivitas belajar siswa b) Melakukan refleksi terhadap hasil belajar siswa c) Menganalisis dan mengolah data temuan dari hasil akhir penelitian

Analisis Stuktur Cerkak

ANALISIS STUKTUR DAN AJARAN MORAL DALAM CERKAK “KIDUNG KATRESNAN” DALAM MAJALAH DJAKA LODANG KARYA INAR EDISI 26 AGUSTUS 2006 Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Kritik Sastra Jawa Yang diampu oleh Bapak Djoko Sulaksono, M.Pd Disusun Oleh : Mukhrisotun Khasanah (102160627) PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA JAWA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO 2012 MOTTO Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk berhasil. (Mario Teguh) “Verily, Allah will not change the condition of a certain people as long as they do not change their state themselves.” (Ar Ra’d: 11) Barang siapa yang meniti jalan menuju ilmu, maka Allah akan mempermudahkannya jalan menuju Syurga. (H.R. Muslim) If u can’t have the one u love, love the one u have, or u have nothing !! (Anonim)   BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah karya imajinatif yang dihasilkan oleh pengarang dalam bentuk tulisan-tulisan yang didalamnya mengandung nilai-nilai estetika yang oleh pembaca maupun oleh penikmat karya sastra lainnya dapat dinikmati, dipahami dan dimanfaatkan. Sastra dibagi menjadi tiga genre yaitu puisi, prosa, dan drama. Genre prosa terdiri dari prosa fiksi dan nonfiksi Sebuah karya fiksi merupakan sebuah bangunan cerita yang menapilkan sebuah dunia yang sengaja dikreasikan pengarang. Stuktur karya sastra dapat diartikan sebagai susunan, penegasan, dan gambaran semua bahan dan bagian yang menjadi komponennya secara bersama membentuk kebulatan yang indah (Nurgiantoro, 2009). Analisis stuktural merupakan prioritas pertama sebelum diterapkannya analisis yang lain. Hal ini berdasar bahwa karya sastra merupakan stuktur yang komplek, sehingga perlu adanya penganalisisan dan memahami stuktur tersebut. Tiap-tiap unsur tidak memiliki makna dengan sendirinya. Maknanya ditentukan oleh hubungannya dengan unsur-unsur yang terlibat dalam sebuah situasi makna unsur-unsur karya sastra itu hanya dapat dipahami dan dinilai sepenuhnya atar dasar tempat dan fungsi unsur itu dalam keseluruhan karya sastra(Teeuw, 1982) Teori stuktural termasuk dalam pendekatan objektif, yaitu pendekatan yang menganggap bahwa karya sastra sebagai “makhluk” yang berdiri sendiri. Menganggap bahwa karya sastra bersifat otonom, terlepas dari alam sekitarnya. Pembaca bahkan pengarangnya sendiri. Oleh karena itu untuk dapat memahami sebuah karya sastra harus dianalisis stukturnya. Hal ini tidak berarti bahwa analisis stuktur adalah tugas utama ataupun tujuan terakhir penelitian sebuah karya sastra. Stuktur sastra dapat disebut juga unsur intrinsik sastra. Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya itu sendiri. Unsur intrinsik dalam cerbung adalah unsur yang secara langsung turut serta membangun cerita. Kepaduan unsur intrinsik inilah yang membuat sebuah cerbung berwujud. Dalam sebuah karya fiksi terdapat sesuatu hal yang dapat mempengaruhi perilaku pembaca. Karya sastra memiliki nilai yang harus dijunjung oleh manusia, masyarakat atau bangsa yang dijadikan norma atau criteria dalam kehidupan. B. Rumusan Masalah Dari uraian di atas dapat dikemukakan permasalahan secara spesifik atau khusus mengenai . 1. Apa saja stuktur cerkak dan jelaskan nilai moral! 2. Jelaskan mengenai analisis stuktur dan ajaran moral dalam cerkak ”Kidung Katresnan”? C. Tujuan Penulisan makalah dengan judul analisis stuktur dan ajaran moral dalam cerkak “kidung katresnan” dalam majalah djaka lodang karya inar edisi 26 agustus 2006 mempunyai tujuan sebagai berikut: a) Mengetahui stuktur dalam cerkak dan juga ajaran moral. b) Dapat menganalisis stuktur cerkak ”kidung katresnan” c) Menemukan ajaran moral yang dapat diambil dari cerkak ”Kidung Katresnan” BAB II PEMBAHASAN A. Stuktur Karya Sastra Stuktur atau unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur intrinsik dalam cerbung adalah unsur yang secara langsung turut serta membangun cerita. Kepaduan unsur intrinsik inilah yang membuat sebuah cerbung berwujud. Stuktur karya sastra dapat juga diartikan sebagai susunan, penegasan dan gambaran semua bahan dan bagian yang menjadi komponennya yang secara bersama membentuk kebulatan yang indah. Analisis stuktur karya sastra fiksi dapat dilakukan dengan mengidentifikasi, mengkaji dan mendeskripsikan fungsi dan hubungan antar unsure intrinsic fiksi yang bersangkutan. Analisis stuktural merupakan prioritas pertama sebelum diterapkannya analisis yang lain. Analisis intrinsic adalah mencoba memahami suatu karya sastra berdassarkan informasi-informasi yang dapat ditemukan didalam karya sastra itu atau secara eksplisit terdapat dalam karya sastra. Hal ini didasarkan pada pandangan bahwa suatu karya sastra menciptakan dunianya sendiri yang berbeda dari dunia nyata. Segala sesuatu yang terdapat dalam karya sastra merupakan fiksi yang tidak berhubungan dengan dunia nyata. Karena menciptakan dunianya sendiri, karya sastra tentu dapat dipahami berdasarkan apa yang ada atau secara eksplisit tertulis dalam teks tersebut. Pada umumnya para ahli sepakat bahwa unsure intrinsik terdiri dari: tema, tokoh, penokohan atau perwatakan, latar, plot, sudut pandang, dan amanat. Tema Tema adalah pokok pikiran atau pembicaraan dalam sebuah cerita yang hendak disampaikan pengarang melalui jalinan cerita. Tema juga merupakan suatu gagasan sentral, sesuatu yang hendak diperjuangkan dalam suatu tulisan atau karya fiksi. Tokoh Tokoh adalah individu yang berperan dalam cerita yang mengalami peristiwa atau berkelakuan didalam berbagai peristiwa dalam cerita. Macam-macam tokoh: 1. Tokoh Utama (protagonist) 2. Tokoh Antagonis = Tokoh yang berlawanan dengan tokoh utama. 3. Tokoh Tirtagonis =Tokoh pelerai. 4. Tokoh pembantu / peran pembantu / figuran Penokohan Penokohan adalah pelukisan tokoh cerita baik keadaan lahir maupun batinnya, termasuk keyakinan hidupnya, adad istiadatnya, dan sebagainya. Ada tiga cara untuk melukiskan atau menggambarkan watak. 1. Cara Analitik adalah pengarang menceritakan atau menjelaskan watak tokoh cerita secaralangsung. 2. Cara Dramatik adalah pengarang tidak secara langsung menceritakan watak tokoh seperti pada analitik, melainkan menggambarkan watak tokoh dengan cara menampilkan dialog antar tokoh dan dari dialog itu akan tampak watak para tokoh dalam cerita, menceritakan tingkah laku perbuatan atau reaksi tokoh terhadap suatu peristiwa, dan juga lingkungan tempat tinggal sang tokoh. 3. Cara Campuran adalah pengarang menggunakan kedua cara tersebut dengan tujuan untuk saling melengkapi Latar Latar / setting adalah penggambaran mengenai waktu , tempat, dan suasana yang terjadi dalam cerita. Namun ada juga latar yang menjelaskan latar social dan moral. • Latar social adalah gambarn kehidupan masyarakat dalam kurun waktu tertentu yang dilukiskan dalam cerita tersebut. • Latar material adalah gambaran benda-benda yang mendukung cerita tersebut Alur Alur adalah urutan atau rangkaian peristiw dalam cerita rekaan. Alur disebut juga plot yang berarti rangkaian peristiwa yang satu sama lain dihubungan dengan hukum sebab-akibat. Berdasarkan rangkaian peristiwanya plot dibagi menjadi tiga yaitu: plot maju, plot mundur, dan plot campuran. Sudut pandang atau point of view Poin of view Bennison Gray membedakan pencerita menjadi pencerita orang pertama dan pencerita orang ketiga. Yang dimaksud sudut pandang orang pertama adalah cara bercerita dimana tokoh pencerita terlibat langsung mengalami peristiwa-peristiwa cerita. Sudut pandang orang ketiga adalah sudut pandang bercerita dimana tokoh pencerita tidak terlibat dalam peristiwa-peristiwa cerita. Gaya Bahasa Gaya bahasa adalah cara khas seorang pengarang dalam mengungkapkan ide, gagasannya melalui cerita. Amanat Amanat adalah pesan yang hendak disampaikan oleh pengarang kepada pembaca yang berhubungan dengan makna (significance atau utile) drama itu; bersifat kias. Amanat adalah ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui karyanya. Amanat dapat disampaikan secara implisit yaitu dengan cara memberikan ajaran moral atau pesan dalam tingkah laku tokoh menjelang cerita berakhir, dapat pula secara eksplisit yaitu dengan penyampaian seruan, saran, peringatan, nasehat, anjuran, larangan yang berhubungan dengan, subjektif, dan umum. Ajaran Moral / Nilai Moral Nilai moral dalam sebuah karya sastra adalah menyangkut nilai baik buruk yang diterima umum dan berpangkal pada nilai-nilai kemanusiaan. Nilai adalah sifat-sifat (hal-hal) yang penting dan berguna bagi kemanusiaan. Nilai adalah sesuatu yang dijunjung tinggi oleh manusia, masyarakat, atau bangsa yang dijadikannorma / criteria masyarakat. Moral yaitu mengandung pengertian tentang baik buruknya yang diterima umum mengenai perbuatan,sikap, kewajiban dan sebagainya.(KBBI, 1990) B. Analisis Struktur Cerkak ”Kidung Katresnan” Tema Adapun tema dalam cerkak ini adalah salah paham dan cinta terlarang. Terdapat dalam kutipan: “Mbak Utik, layangmu iku temen-temen bisa mbukak mripatku. Aku dadi sadar yen sasuwene iki aku wis duwe sikap kang ora adil marang bapakku. Pancen bener ngendikamu, nyawang kahanan ora kena mung saka pihak kita, mung saka kepentingan kita. Awake dhewe kudu adil, bisa nampa pandangan lan panemu kang seje senajan katone iku ngrugikake kita…,” Dan “Dhimas… matur nuwun sliramu kersa nresnani aku. Nek pancen mengkono aku ngerti keneng apa awakmu kandha yen awake dhewe ora bisa srawung maneh. Aku mung bisa ndedonga, muga-muga awake dhewe kuat nampa pacoban iki…” Tokoh dan Penokohan Adapun tokoh dan penokohan dalam cerkak ini adalah: 1. Nanta dalam cerkak ini adalah tokoh yang pendendam karena emosinya masih labil dan sedikit egois namun tidak mau merusak rumah tangga orang lain, hal ini terdapat dalam kutipan : “Utik kepengin menehi wawasan kanggo Nanta supaya Nanta gelem mbukak atine, aja nganti diterus-teruske anggone dhendham marang bapakke”,lan “Dheweke wis kupiya ngilangake rasa iku, nanging saben bapake nuduhake rasa ora senenge yen dheweke nggeluti donyane seni music, rasa iku bali subur maneh nguwasani dhirine”, uga “Aku ora arep ngendi-ngendi, aku mung arep bali neng omah, kumpul dadi siji karo bapak, ibu, lan sedulur-sedulurku. Aku ora bisa terus srawung karo Mbak Utik…,” 2. Utik dalam cerkak ini adalah tokoh yang baik hati dan suka menasehati terdapat dalam kutipan: “Utik kepengin menehi wawasan kanggo Nanta supaya Nanta gelem mbukak atine, aja nganti diterus-teruske anggone dhendham marang bapakke”, lan “Dhimas, coba saiki dipikir maneh, keneng apa biyen bapak ora kersa ngursusake lan numbasake alat-alat music. Miturut critamu dhewe, wektu iku kondisi ekonomi kaluargamu pas-pasan banget. Mbokmenawa wae saben dina bapak wis mumet mikir butuh kanggo ragad sekolah lan dhahar wong saomah kang wargane ana wolu. Mula pepinginanmu iku dadi isih kalah penting yen dibandhing kebutuhan padinan. Ing masalah iki awakmu kudu bisa mikir kanthi adil, aja mung Bapak, Yen alasane dudu masalah ekonomi, coba wae matur ibu, apa Bapak iku wiwit timure pancen ora seneng marang sing jenenge seni? Lha nek ngono kedadeane ya pancen abot. Awake dhewe ora bisa meksa wong kang ora seneng supaya seneng lan nyengkuyung apa kang ora disenengi. Keneng apa awake dhewe kudu sesandhingan klawan wong kang beda-beda pandhangane? Sebab jroning perbedaan iku ana rahmate Gusti Allah. Mula sliramu kang kudu pinter anggone nggoleki ana ngendi rahmate Allah mau.” Lan “Nah, Dhimas…saiki buangen sing adoh rasa getun kang wis ngracuni jiwamu pirang-pirang taun suwene iku. Bapak iku dudu penyebab rusake angen-ngenmu. Awakmu ora kena nyalahake bapak. Apa kang dumadi mring awakmu, yakinana minangka takdir…”. Uga “Sing mbokkarepake sukses iku apa ateges jeneng kang kondhang lan dhuwit kang akeh? Dhimas, aku ndedonga , muga-muga yen kabeh bisa mbokrengkuh, awakmu tetepa dadi Nanta kaya wektu iki, Nanta kang tansah prasaja. Yen nganti ana owah-owahan ing pribadimu, aku kuwatir yen ora bakal bisa nyapa awakmu maneh…,” 3. Ibune Nanta dalam cerkak ini adalah tokoh pasif yang dijelaskan sebagai seorang ibu yang sabar. Hal ini terdapat dalam kutipan: “Nanging yen dheweke suwe ora bali, Nanta kabujung rasa kangen marang ibune, ibu kang tansah sabar lan ora jeleh-jeleh menehi pangreten, supaya Nanta ora banget-banget anggone nyimpen rasa serik marang bapake”. 4. Bapake Nanta dalam cerkak ini adalah tokoh pasif, tapi dijelaskan bahwa dia memiliki perbedaan pandangan mengenai seniman musik dengan Nanta, terdapat dalam kutipan: “Durung sarus persen, ning wis lumayan. Pamawase Bapak ngenani seniman musik wis ora ekstrim maneh.” 5. Bojone Utik dalam cerkak ini adalah tokoh pasif yang tidak diceritakan wataknya. 6. Anake Utik dalam cerkak ini adalah tokoh pasif yang tidak diceritakan wataknya. Alur Alur yang dipakai dalam cerkak ini adalah alur campuran. Dimana urutan peristiwa dalam cerita dimulai dari kesadaran sitokoh lalu menceritakan masa lalunya dan kemudian kembali kemasa sekarang. Hal ini terdapat dalam kutipan: “Mbak Utik, layangmu iku temen-temen bisa mbukak mripatku. Aku dadi sadar yen sasuwene iki aku wis duwe sikap kang ora adil marang bapakku. Pancen bener ngendikamu, nyawang kahanan ora kena mung saka pihak kita, mung saka kepentingan kita. Awake dhewe kudu adil, bisa nampa pandangan lan panemu kang seje senajan katone iku ngrugikake kita…,” lan “Nanta unjal napas dawa. Pirang-pirang taun atine kagubel rasa mangkel marang bapake, rasa kang angel banget ilange. Dheweke wis kupiya ngilangake rasa iku, nanging saben bapake nuduhake rasa ora senenge yen dheweke nggeluti donyane seni music, rasa iku bali subur maneh nguwasani dhirine” uga “Aku ora bakal gawe kuciwamu, Mbak! Nganti kapan wae bakal take ling-eling kabeh welingmu iku!”. lan ““Aku ora arep ngendi-ngendi, aku mung arep bali neng omah, kumpul dadi siji karo bapak, ibu, lan sedulur-sedulurku. Aku ora bisa terus srawung karo Mbak Utik…,” Sudut pandang Dalam cerkak ini penulis menggunakan sudut pandang orang ketiga. Hal ini dikarenakan penulis menggunakan kata ganti orang ketiga “dheweke” utau menyebut namanya langsung. Dalam kutipan: “Utik unjal napas dawa”, “Matur nuwun mbak Utik…,’Nanta ngambungi tangane Utik kang banjur teles kebak luh…”, “kosik ta…Dhimas…ayo lenggah kenedhisik…!’Utik ngejak Nanta lungguh kursi”, lan “aku wis ngestokake kabeh kang mboktulis ing layang kae!’ ujare Nanta sawise rada lerem”. “Nanta unjal napas dawa” Dll. Gaya Bahasa Gaya bahasa yang digunakan penulis adalah campuran jadi kurang dapat dipahami oleh pembaca. Hal ini dikarenakan menggunakan bahasa kawi yang secara umum tidak digunakan dalam bahasa sehari-hari dan juga bahasa jawa krama inggil dan basa jawa ngoko. Terdapat dalam kutipan: “apa bapak wiwit timure pancen ora seneng marang sing jenenge seni?”, “pitutur luhur iku kaya ora mrentul saka pikirane”, “Aku lingsem Mbak”, “sing kojur bapak”, “Dheweke wis kupiya ngilangake rasa iku”, muni ngono iku Nanta karo ambegan landhung” dll. Amanat Amanat atau pesan pengarang kepada pembaca yaitu: kita tidak boleh memandang keadaan dengan sebelah mata atau hanya dari pihak kita. Terdapat dalam kutipan: “Mbak Utik, layangmu iku temen-temen bisa mbukak mripatku. Aku dadi sadar yen sasuwene iki aku wis duwe sikap kang ora adil marang bapakku. Pancen bener ngendikamu, nyawang kahanan ora kena mung saka pihak kita, mung saka kepentingan kita. Awake dhewe kudu adil, bisa nampa pandangan lan panemu kang seje senajan katone iku ngrugikake kita…,” Ajaran Moral Adapun ajaran/nilai moral yang terkandung dalam cerkak “Kidung Katresnan” yaitu: • Jangan memandang keadaan dengan sebelah mata atau hanya dari pihak kita sendiri • Hargailah pendapat atau pandangan orang lain • Jangan memaksakan kehendak kita kepada orang lain • Jangan menyalahkan orang lain yang tak sependapat dengan kita • Jangan merusak kebahagiaan rumah tangga orang lain • Jangan seperti kacang yang lupa kulitnya • Janganlah sombong, tetaplah menjadi pribadi yang sederhana dan apa adanya meski telah sukses.   Daftar Pustaka Kalawarti Djaka Lodang edisi sabtu kliwon, 26 agustus 2006 Nurgiyantoro.2009. Teori pengkajian fiksi, Yogyakarta, Gajah Mada University Press. Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka. Teuww,A. 1982. Sastra Indonesia Modern 1. Jakarta: Pustaka Jaya. http://agsuyoto.wordpress.com/intrinsik/ Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2177713-unsur-intrinsik-karya-sastra/#ixzz1smvwkNRp   Kritik Cerkak Dening : Mukhrisotun Khasanah “Kidung Katresnan”   Kosakata Asing dalam Cerkak “Kidung Katresnan” Kosakata Asing dalam Cerkak Halaman Baoesastra djawa Arti kata Bundhel 53 Mawa sindhetan Gela 140 Rasa tjoewa marga ora tjotjog karo kang dikarepake mrentul 333 Metoe pating prentoel Timur 606 Enom Keneng apa 209 Geneja, sebab apa Landung 260 Dawa Getun 146 Kedoewoeng marga kelangan Semburat 555 Semoe Kupiya 238 Koepi, conto, tuladha Serik 559 Lara atine Lingsem 275 Isin, wirang Groyok 165 Guneman sadjak kesoesoe sarwa tjekak sarta dibolan-baleni Luh 277 Banjoe sing metoe saka ing mata

Minggu, 10 Juni 2012

INI AKU

MUKHRISOTUN KHASANAH
Maafpun mungkin tak cukup
Untukku yang tlah kecewakanmu
Karena aku telah salah
Harusnya aku bersamamu
Raut wajahmu yang pilu
Inginku hapus air matamu
Sungguh ku menyesal
Orang yang mengasihiku tinggal
Terus ku pergi dengan yang lain
Untuk kesenanganku sendiri
Namun aku sadar
Karena bukan dia, tapi
Hanya dirimu yang mampu terima
Aku apa adanya
Saat aku sedih
Aku butuh teman
Nuraniku berkata
Aku tak mampu bila
Hidup tanpa teman sejati
Ini adalah puisiku ketika aku bersama dengan teman yang baru kukenal dan tanpa aku sadari ternyata temanku sedang menungguku, aku tahu dia sepertinya kecewa padaku karena ketika melihatku dia tak seperti biasanya, sekedar senyumpun dia enggan. Mungkin ini kali pertamanya aku kehilangan senyuman indahnya. Jujur aku menyesal telah meninggalkannya